Selasa, 31 Maret 2015

Publisher (Karyaku)

KALENDER

PIAGAM PENGHARGAAN

BANNER

ADVERTISEMENT (IKLAN)

BUSSINESS NAME CARD (KARTU NAMA)

BROSUR

SURAT UNDANGAN



Senin, 30 Maret 2015

BIODATA


Biodata


Nama                                : Devi Permatasari
Nama panggilan              : Devi
Tempat tgl. Lahir             : Banyuwangi, 9 Oktober 1999
Alamat                              : Jalan Kenjo no. 45 Glagah Banyuwangi
Hobi                                  : Menulis dan mendengarkan musik
Riwayat Pendidikan         : SD, SMP, SMA
                  SD                    : SD NEGERI Glagah
                  SMP                 : SMP NEGERI 2 Glagah
                  SMA                : SMK NEGERI 1 Banyuwangi
     Deskripsi diri                    : Nama saya Devi Permatasari biasa dipanggil Devi. Agama islam. Saya anak bungsu dari dua bersaudara. Mempunyai saudara kakak laki-laki, dia sangat baik terhadap saya. Hobi saya mendengarkan musik dan menulis. Menulis adalah hal yang menyenangkan karena melatih tangan lentur dan mendengarkan musik untuk menghilangkan boring. Saya mempunyai cita-cita ingin menjadi orang yang sukses bisa menjadi sekretaris yang bertanggung jawab. 


Jadwal Kegiatan Sehari-hari

Jadwal Kegiatan
Sehari-hari

§   04.30               : Bangun tidur langsung mandi + Nyuci baju.
§   05.30               : ganti baju lalu sholat subuh, setelah sholat siap-siap berangkat sekolah.
§   06.00-14.15      : sekolah
§   14.15         : pulang sekolah
§   14.45               : sampai dirumah ganti baju langsung makan.
§   15.00                : bersih-bersih rumah
§   15.20                : mandi, ganti baju langsung sholat asar
§   16.00                : menbantu menjaga adek dan mengannyam sapu lidi
§   18.00                : siap-siap untuk untuk sholat magrib
§   18.30                : belajar untuk pelajaran besok
§   19.15         : siap-siap sholat isya’
§   19.30                : melanjutkan belajar sampai jam 20.30
§   20.15                : nonton TV sampai jam 21.45

§   21.45                : tidur sampai jam 04.30

Artikel Guru Sejati dan Revolusioner




Setiap orang pasti sepakat kalu seorang guru harus menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat. Bukahkah guru itu digugu lan ditiru. Namun, apakah guru cukup menjadi teladan? Menurut penulis tidak. Mengapa? Karena guru juga harus sejati dan revolusioner. Artinya, yang perlu disoroti di sini juga semangat guru dalam mengemban tugas mulianya.

Secara implist, bisa disimpulkan ada “guru sejati” dan “guru aspal”. Guru sejati adalah meraka yang menjalankan tugasnya dengan penuh semagat keikhlasan dan semangat revolusioner mendidik anak bangsa. Sedangkan guru aspal adalah mereka yang berorientasi pada “rupiah” belaka, mengajar tanpa mendidik, memenuhi presensi tanpa menjadi motivator sejati bagi siswa di sekolah.

era global seperti ini memang menuntut guru untuk menjadi pragmatis. Artinya, guru butuh kesejahteraan dan kemakmuran. Dan hal itu salah satunya diperoleh dari tugasnya sebagai guru di lembaga pendidikan. Di sisi lain munculnya kebijakan sertifikasi semakin menjadikan guru salah niat dalam mengajar. Padahal kebijakan tersebut seharusnya menjadikan guru lebih kreatif, inivatif, dan profesional dalam mengemban misi mencerdaskan anak bangsa, bukan sekedar mengejar rupiah. Oleh karena itu, hal ini harus segera diluruskan.

Lalu bagai mana caranya? Caranya adalah dimulai dari mencegah munculnya guru aspal. Karena apa artinya rupiah, jika guru tidak biasa menjalankan tugas sucinya. Maka sebagai insan pendidikan, hal itu harus disikapi guru dengan arif. Salah satunya adalah dengan mencegah munculnya guru aspal dengan beberapa solusi dan trobosan yang efektif. Setidaknya ada beberapa cara, antara lain:

Pertama, memperketat penerimaan guru, baik sekolah berstatus swasta maupun negeri, PNS atau GTT. Mengapa demikian? Karena, selama ini masih banyak orang masuk sekolah dan menjadi guru hanya “berbasis KKN”. Artinya, asalkan punya kenalan pihak sekolah/dinas, asalkan punya uang ratusan juta rupiah, maka akses masuk jadi guru juga mudah.

Kedua, mempertegas aturan dan kiteria atau syarat menjadi guru. Selama ini, penerimaan guru tidak ketat dan kriterianya tidak jelas. Kita ketahui bahwa setidaknya seorang guru harus memiliki empat kompetensi pendidikan, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Ketiga, guru harus linier, sesuai jurusannya. Artinya, jika guru itu lulusan Pendidikan Agama Islam, maka yang diajar gura mata pelajran agama Islam pula. Masih sering kita jumpai fakta di lapangan, guru mengajar tidak sesuai dengan bidangnya. Misalnya, lulusan Pendidikan Bahasa Indonesia mengajar materi bahasa Inggris, lulusan Pendidikan Biologi mengajar materi Ekonomi, dan sebagainya.

Yang jelas dan utama adalah guru harus memenuhi kualifikasi akademik dan kriteria plus-plus. Artinya, selama ini banyak guru yang pandai secara akademik, namun tidak mampu menjadi pendidik yang mampu memberikan motivasi dan semangat bagi siswanya. Inilah yang disebut dengan “kemampuan puls-plus”yang jarang dimiliki oleh guru. Bahkan banyak guru killer yang ditakuti siswanya, guru yang selalu memakai metode CBSA (Catat Buku Sampai Abis), guru yang mengajar ala kadarnya, banhkan guru yang centil/gatalkepada sisiwinya, dan masih banyak contoh lainnya. Inilah yang perlu dibenahi, jangan sampai guru aspal merusak pendidikan di negara ini.

Guru Revolusioner
Apakah cukup dengan itu, guru menjadi penentu pendidkan di negara ini? Tentu tidak, yang tak kalah urgen adalah perlunya guru revolusioner yang mengajar penuh dengan motivasi tinggi dengan semangat memajukan pendidikan Indonesia. Menurut Dian Marta Wijayanti, guru revolusioner memiliki beberapa ciri.

Pertama, dia selalu mengajar penuh rasa ikhlas tanpa pamrih. Artinya, dia tetap butuh kesejahteraan, tetapi bukan itu tujuannya. Mengapa? Karena menjadi guru bukanlah tujuan, karena posisi guru hanyalah alat untuk berbuat baik lebih banyak lagi dalam rangka memajukan pendidikan Indonesia yang masih jauh dari harapan.

Kedua, memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi. Artinya, bagai mana mungkin siswa akan bersikp disiplin kalau gurunya tidak.

Ketiga, selalu menjadi dambaan siswa dan memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mencari ilmu, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Keempat, mampu mengajarkan kepada siswa, bahwa hidup tidak sekedar menjadi manusia berilmu, akan tetapi juga beriman dan beramal.

Kelima, selalu mengajarkan kepada siswa bahwa hidup bukan sekedar “mejadi apa” (to be), tapi yang lebih penting adalah “berbuat apa” (to do).

Inilah yang harus ditanamkan kepada siswa. Dengan demikian, wajah pendidikan kita akan semakin berseri-seri, jika para gurunya sejati dan revolusioner, bukan aspal.

Maka dari itu jadilah guru sejati dan revolusioner, bukan aspal. Bagaimana menurut Anda?

Keterangan:
Tulisan ini terinspirasi dari Artikel berjudul “Guru Revolusioner”, karya Dian Marta Wijayanti (Suara Merdeka edisi 19/10/2013)


Sumber : http://nadhirin.blogspot.com/2013/10/guru-sejati-dan-revolusioner.html

Jadwal Pelajaran X APk 1

Jadwal Pelajaran
X APk 1

Senin
Selasa
Rabu
Upacara
Kearsipan
Otomatisasi Perkantoran
Seni Budaya
Otomatisasi Perkantoran
SJI
Pengantar Ekonomi
Istirahat
Istirahat
Istirahat
SJI
Otomatisasi Perkantoran
Pengantar Ekonomi
Kearsipan
Korespondensi
B.ing
Istirahat
Istirahat
Istirahat
B.indo
Peng. AK
KWU




Kamis
Jum’at
Sabtu
MTK
ORK (05.30-0645)
PAI
B.indo
Pengantar Administrasi
SID
Istirahat
Istirahat
Istirahat
MTK
SID
B.jawa
Korespondensi

PKN
Istirahat

Korespondensi